
Entah
hari ini serasa malam
gelap
pekat
dingin
senyap
Aku yang seorang diri
berbaring di atas rumput yang basah
Tak ingat
hujankah tadi?
Semilir angin menyapu wajahku
Membentuk kantuk yang tak tertahan
Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Entah
Maka, kupejamkan mataku
Teringat
bahwa aku memang hidup sendiri
Aku
yang begitu kecil, polos...
Ya, kau benar
Aku hanyalah seorang anak perempuan kecil
Dan tak mengenal keluarga
Ketika mataku terpejam
hidungku menangkap harumnya bunga pukul empat
Sorekah saat ini?
Entah
Adakah yang tau?
Siapapun kau.
Pohon
rumput
angin
awan
kenanga
di manakah aku?
Dan siapakah aku?
Mataku masih terpejam
rasanya aku terbaring di tengah padang yang tak berakhir
Aku terdampar
Dan mataku terbuka
Oh...
Mimpikah?
Apakah yang kulihat benar-benar nyata?
Di antara rerumputan segar tanpa salju
Di antara udara yang sejuk
Di antara kehangatan alam yang tak kukenal
Benarkah?
Aurora perak, merah, hijau, ungu, biru
berpendar dengan indahnya di ujung timur
Apakah benar yang kulihat?
Di langit
tak ada bulan
tak ada bintang
tak ada awan
hanya ada langit gelap bersih
Tapi
Nyatakah aurora itu?
Semakin dekat dan dekat
Lebih dekat lagi
Aku bisa
Aku bisa mencapainya
Aurora itu menjemputku
Membawaku
Membentuk anak tangga berkilauan bagai permata
Mengajakku pergi
Dan aku pergi
Masuk ke dalam cahaya yang indah berpendar
berkelap kelip
cemerlang
indah yang luar biasa
Aurora itu
Kantuk
Ia datang lagi
datang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar