Aku harap-harap cemas menanti jawaban Ratu. Cukup lama ia terdiam. Atau dia sudah menjawabnya dengan bisikan? Aku melirik Gnane sinis. Apa yang dikatakan Yudha dan orang bunian tentang tipuan benar? Jantungku berdegup semakin kencang. Bagaimana kalau nasibku dan Yudha di sini hanya sebagai dijadikan tumbal? Tidak! Itu tak boleh terjadi! Aku harus membawa Yudha dan diriku sendiri keluar dari tempat asing dan konyol ini! Gnane balas menatapku tanpa ekspresi.
"Jangan di sini. Bukan tempat dan waktu yang tepat." Aku mendengarnya.
Namun tetap saja, aku merasa tegang dan panik. Pikiran-pikiran buruk mulai menghampiri. Apa benar yang dikatakan Yudha tentang tipuan? Bagaimana kalau itu semua benar? Bagaimana kalau nasibku mati di sini? Bagaimana jika Rama membunuhku? Dan juga Gnane! Tidak! Sebelum itu semua terjadi, aku harus membawa Yudha keluar. Keluar dari tempat terkutuk ini dan kembali ke rumahku... Mataku menyapu sekeliling mencari kesempatan. Ah! Itu dia! Aku melihat tombak yang terpajang di dinding seberang. Dengan cekatan dan sekejap, aku meraih tombak itu dan mengacungkannya ke arah Gnane yang masih menatapku tanpa ekspresi kaget. Ya! Aku memang mengancamnya sekalian mencari celah untuk kabur sambil membawa Yudha yang belum sadar. Oh, Yudha... Ayolah bangun... Apa jangan-jangan Rama telah membuatnya tidak sadar?
"Bethari!" Rama memanggilku dari celah dan suaranya terdengar kaget. Ia segera masuk dan aku langsung mengancamnya dengan tombakku. "Apa yang kau lakukan?"
"Apa maksudmu dengan semua ini?" bentakku sambil tetap mengacungkan tombakku ke arah Rama. Kali ini aku sangat tak menghormatinya. Dengan posisi tetap dengan tombakku, aku berpindah tempat mendekati Yudha yang masih terbaring tak sadar. "Memangnya apa tujuan aku di sini sebenarnya? Untuk dibunuh olehmu agar semua rakyatmu kembali?"
Rama semakin kaget mendengarnya.
"Dengar, Bethari, kau salah paham. Kau hanya belum-"
"Jangan berkilah! Kaupikir tindakanmu selama ini tidak mencurigakan? Kau marah padaku ketika aku bertanya tentang orang bunian? Ditambah lagi dengan pertanyaanmu mengenai nasibku! Kalau kau memang mau membunuhku dan Yudha, aku yang akan membunuhmu pertama!"
Gnane tertawa. Membuatku semakin marah. Tawanya geli sekali. "Biarkan saja dia. Otak yang bodoh selalu gegabah tanpa mau berpikir. Otaknya perlu dicuci dengan Lumpur Letus."
Rama melirik Gnane sekilas. Lalu kembali menatapku dengan wajah ramahnya yang ia tunjukkan padaku pertama dulu.
"Aku mengerti. Kalau kau tidak keberatan, letakkan tombaknya, Nak. Tombak itu sangat berbahaya. Setelah itu, kita bisa berbagi," ucapnya lembut.
Aku tak bergerak. Tetap memandangnya dingin. Tidak! Aku tak boleh tertipu lagi.
"Dengar, Penipu Ulung. Satu hal. Orang bunian pernah bilang padaku bahwa sesuatu yang jahat telah bergerak. Tidak!" Rama menahan ujung tombak dengan tangannya. Aku menggoncang tombakku. "Lepaskan!"
"Nak, kau hanya belum mengerti. Turunkan tombakmu." Ia tak membentakku dan tetap tenang. "Orang bunian hanya ingin kita berhati-hati. Sungguh, aku tak bermaksud buruk padamu dan Yudha. Untuk apa Kota Perak memanggilmu jika hanya untuk membunuhmu? Tidak, Nak. Kami butuh bantuanmu."
Perasaanku membuatku menurunkan tombak. Yeah. Malu memang. Tapi, ingat! Aku harus tetap waspada.
"Bagus, Nak. Terima kasih," Rama mengambil tombak itu dariku.
"Kau hanya lelah. Tidurlah. Dan jangan berkeliaran. Kau hanya disuruh tidur, ingat!" kata Gnane.
Rama mendekatiku, lalu ia menekuk sebelah lututnya dan memegang pundakku. "Istirahatlah. Aku akan menceritakan semuanya kepadamu setelah lelahmu hilang."
Aku bingung harus bicara apalagi. Aku hanya mengangguk. Dan aku melihat Tar membawakan secawan madu batu. Rama mengambilkannya untukku. Aku meminumnya tanpa berani memandangnya.
"Maafkan aku, Kak," hanya itu yang bisa kukatakan.
Rama tersenyum dan mengambil cawan kosong dariku. Aku melirik Yudha yang belum sadar juga. Lalu aku ke kamar, kamar yang disediakan Rama untukku. Dan langsung memejamkan mataku. Aku berharap bisa tidur.
Jumat, 12 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar