Selasa, 02 Desember 2008

Chapter 8: Lubang yang Gelap & Pengap

Aku terperosok ke dalam lubang yang tak kuduga sebelumnya. Genggaman oborku terlepas dan lubangnya cukup dalam, sekitar 2 meter.

Aw! Bokongku menyentuh lantai yang cukup keras.

"Siapa kau?!" bentak seseorang yang tak kukenal. Suara cowok. Sebaya denganku.

Aku tersentak. Bingung. Cahaya oborku meredup. Dan aku tak melihat seorang pun. Aku segera meraih oborku dan berdiri. Mengarahkan oborku ke segala arah. Oh! Ternyata dia di belakangku.

Dia sepertinya sebaya denganku. Aku mengarahkan oborku kepadanya untuk melihatnya lebih jelas. Juga memperhatikan sekelilingku. Ternyata tempat ini benar-benar jebakan! Ruang ini sempit sekali berbentuk lingkaran. Bocah itu maju mendekatiku.

"Kuulangi. Siapa kau?" dia memelankan suaranya. Hei! Aku baru ingat cerita Gnane tentang ada manusia lain sebelumku yang juga datang ke Kota Perak. Pakaiannya sangat kotor dan lusuh. Begitupula dengan wajah dan rambutnya.

"Diakah kau?" bisikku.

"Aku bertanya! Siapa kau?"

"Kau juga siapa?" balasku jengkel.

Bocah itu membalikkan badannya. Lalu mengangkat kedua tangannya untuk menutup kedua telinganya.

"Jangan hiraukan, Yud! Jangan hiraukan! Dia hanya tipuan. Hanya tipuan," katanya sambil menunduk dan menggelengkan kepala.

Apa maksudnya? Aku segera menyentuh pundaknya.

"Tipuan? Apa maksudmu? Kau masuk ke sini ketika kau melihat aurora yang mendekatimu, bukan?" Bocah itu berhenti menggeleng. "Dan kau berpusing di tengah aurora lalu kau jatuh dan melihat Parhelion?"

Bocah itu berbalik perlahan-lahan. "Parhelion?" Ketika aku membuka mulutku untuk bertanya, dia langsung menjelaskan. "Orang bunian bilang bahwa aku harus berhati-hati karena banyak tipuan yang akan membahayakanku dan dunianya. Apa kau bertemu dengannya juga?"

"Orang bunian? Perempuan yang rambutnya sampai kaki?" tanyaku.

"Tentu saja. Tapi aku sendiri tak mengerti apa itu orang bunian. Dia jarang bicara tapi dia berhasil membawaku ke bawah tanah dan menghilang begitu saja. Meninggalkanku sendirian. Dan aku bertemu dengan beberapa makhluk kecil sekali. Karena aku ketakutan, maka aku lari. Tapi aku tak tahu lari ke mana dan tiba-tiba aku terjebak di bawah sini. Entah berapa lama aku berada di sini. Kau tahu? Aku kira aku mati. Dan aku kaget sekali ketika tahu ada orang lain yang terjebak. Kukira kau termasuk tipuan yang dimaksud orang bunian." Dia selesai bercerita. Dan aku melihat nafasnya yang tersengal.

"Kau percaya pada orang bunian itu? Bagaimana kalau dialah tipuan itu?"

Bocah itu merosot dan terduduk lemas.

"Entahlah. Aku hanya ingin keluar dari tempat ini dan makan. Kau tahu jalan keluar?" tanyanya lemah.

Astaga! Aku baru ingat. Bagaimana cara kami keluar dari sini? Oh, tidak! Panik kembali menghadiriku.

Tidak ada komentar: